MAKALAH PERADABAN SUNGAI GANGGA




KATA PENGANTAR


            Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dan segala yang di limpahkan kepada Saya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini dan berkat  bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga makalah ini dapat di selesaikan. Adapun tujuan makalah ini di buat untuk melengkapi tugas Sejarah Dunia.

            Ucapan terima kasih kepada Guru pembimbing yang telah mengajarkan Saya untuk mengerjakan tugas dengan baik.

            Akhir kata, kritik dan saran sangat di harapkan untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Terima kasih.


Poli-Polia, Februari 2016



Penyusun







DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..............................................................................................        i

DAFTAR ISI  ..........................................................................................................        ii


BAB      I     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

B.  Rumusan Masalah........................................................................ ....... 1     

C.  Tujuan........................................................................................... ....... 1


BAB     II     PEMBAHASAN

A.      Letak Geografis Sungai Gangga................................................... ....... 2     

B.      Sistem Kepercayaan Masyarakat Sungai Gangga....................... ....... 2     

C.      Sistem Pemerintahan di Lembah Sungai Gangga........................ ....... 3

D.     Kebudayaan Lembah Sungai Gangga........................................... ....... 4


BAB   III     PENUTUP

A.      Kesimpulan.......................................................................................... 6

B.      Saran.................................................................................................... 6


DAFTAR PUSTAKA




BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

            Sungai Gangga dan Yamuna, yang disucikan uman Hindu itu, pada jaman teknologi mutahir ini, banyak dipergujingkan orang. Memang kenyataan lahiriah, kalau kita datang ketepian sungai Gangga dan Yamuna, akan melihat sendiri airnya sangat keruh, apalagi sedang banjir. Keruh bukan akibat erosi tanah, tapi juga karena abu hasil pembakaran jenasah yang dihanyutkan. Malahan kadang-kadang, bangkai-bangkai manusiapun kita temukan di sana. Mengapa sungai yang disucikan dikotori dengan bangkai-bangkai manusia?" Umat Hindu di jagat ini memiliki filsafat, yang dipercayai kebenarannya. Percaya bahwa pada hakekatnya badang kasar manusia itu tak berbeda dengan pakaian. Jika ia sudah robek atau usang, dapat dibuang begitu saja.Badan kasar manusia, terbentuk dari unsur panca maha bhuta, yakni: pertiwi, membentuk tulang-tulang dan daging; apah membentuk segala cairan dalam tubuh; bayu membentuk udara yang diperlukan dalam pernafasan; teja membentuk panas badan dan sinar mata; dan akasa membentuk rambut dan bulu.


B.        Rumusan Masalah

            Dari uraian latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana Letak Geografis Sungai Gangga?

2.      Bagaimana Sistem Kepercayaan Masyarakat Sungai Gangga?

3.      Bagaimana Sistem Pemerintahan di Lembah Sungai Gangga?

4.      Bagaimana Kebudayaan Lembah Sungai Gangga?


C.        Tujuan

1.      Untuk mengetahui letak geografis sungai Gangga

2.      Untuk mengetahui sistem kepercayaan masyarakat sungai Gangga

3.      Untuk mengetahui sistem pemerintahan di lembah sungai Gangga

4.      Untuk mengetahui kebudayaan lembah sungai Gangga


5.      

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Letak Geografis Sungai Gangga

           Delta Sungai Gangga (juga disebut Delta Sunderbahn-Delta Benggala) ialah delta sungai di Asia Selatan, khususnya di kawasan Benggala yang terdiri dari kawasan Bangladesh dan negara bagian Benggala Barat di India. Delta Sungai Gangga merupakan delta terbesar di dunia dan bermuara ke teluk Benggala di Samudra Hindia, kawasan ini juga merupakan daerah tersubur di dunia sehingga dinamakan Delta Hijau. delta itu juga dikenal senagai Delta Gangga-Brahmaputra, membentang dari Sungai Hugli di barat ke Sungai Meghna di timur. Delta Sungai Gangga terbentang sekitar 350 km menyeberangi teluk Benggala. Kolkata dan Haldia di india dan Mongla di Bangladesh merupakan pelabuhan utama di delta ini. Sungai Gangga juga meruakan sungai yang disucikan oleh umat Hindu di India dan sering digunakan untuk mandi untuk mensucikan diri mereka. Pusat peradaban sungai Gangga berkembang setelah Masunya bangsa Arya yang meruntuhkan peradaban Bangsa Dravida dan pusat pemerintahannya di pindahkan ke Sungai Gangga.

            Sungai Gangga ini terletak diantara pergunungan Himalaya dan pergunungan windya-kedna.  Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya.


B.     Sistem Kepercayaan Masyarakat Sungai Gangga

Pada saat masih di sungai Indus, bangsa ini di kenal dengan kepercayaanya yang polytheisme yaitu percaya pada banyak dewa tapi ketika telah pindah ke sungai Gangga lahir dua agama yaitu agama Hindu dan Buddha.

Dalam Agaman Hindu dikenal kasta-kasta. Kasta dari bahasa Portugis adalah pembagian masyarakat. Kasta yang sebenarnya merupakan perkumpulan tukang-tukang, atau orang-orang ahli dalam bidang tertentu, Ada 4 kasta di agama hindu :

1.      Kasta bhramana merupakan kasta tertinggi ,bertugas menjalankan upacara-upacara keagaman. yang termasuk kasta ini adalah para brahmana.

2.      Kasta ksatria bertugas menjalankan pemerintaha yg termasuk kasta ini adalah para raja ,bang sawan & prajurit.

3.      Kasta waisya kasta dari golongan rakyat jelata ,seperti para petani &pedagang.

4.      Kasta sudra , merupakan kasta kasta yang paling rendah seperti para buruh.

Weda adalah kitab suci agama Hindu. Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti (secara harfiah berarti "yang didengar"), karena umat Hindu percaya bahwa isi Weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman (Tuhan). Weda diyakini sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan dengan sistem lisan — pengajaran dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu tulisan belum ditemukan — dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan.  Weda dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu: Regweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda. Semua itu disusun pada masa awal Kaliyuga.

·         Reg weda, berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.

·         Yajur weda, berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.

·         Sama weda, berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.

·         Atharwa weda, berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.


C.     Sistem Pemerintahan di Lembah Sungai Gangga

Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.



a.  Kerajaan Gupta

 Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang. Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.

Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul "Syakuntala". Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.

Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.

b. Kerajaan Harsha

Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul "Harshacarita".

Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.


D.    Kebudayaan Lembah Sungai Gangga

Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.

Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.





BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Di Lembah Sungai Gangga kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.


B.     SARAN

Demikianlah makalah yang kami susun ini. Semoga apa yang telah kami telah susun ini dapat berguna selanjutnya untuk membantu baik untuk peningkatan nilai maupun untuk membantu proses belajar mengajar. Sekali lagi kami meminta maaf apabila dari keseluruhan isi makalah yang kami susun ini terdapat beberapa kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu kesediaan teman-teman, bapak/ ibu guru, atau para pembaca untuk memberikan sumbangsih saran dan kritiknya.
Baca Juga
Wayan Suastika, S.Pd
Wayan Suastika, S.Pd

Seorang Guru Kelas SD Negeri 1 Wia Wia, Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar